Powered By Blogger

"Konflik" Persebaran Ganja di Meksiko - Amerika


Dewasa ini banyak kita ketahui mengenai opini publik mengenai kata ganja, dari satu kali sebut nama ganja itu saja banyak melahirkan pandangan – pandangan yang bersifat variatif. Ada beberapa orang yang memandang ganja itu adalah suatu perbuatan yang negatif, dosa, penyakit, hingga kecanduan. Akan tetapi banyak pula orang yang memandang bahwa ganja itu banyak manfaatnya seperti dapat menghadirkan rasa santai, senang, dan bahagia.
Berbicara siapa yang benar atas pendapat mengenai ganja, masing – masing individu dapat berfikir untuk menyimpulkan hal tersebut, akan tetapi disamping sisi positif dan negatif ganja, ganja merupakan tanaman yang dinilai kini sudah mendunia dengan efek samping yang dimilikinya. Banyak kasus kriminal di dalamnya, kasus mengenai penyelundupan, apapun kasus itu sedikit banyaknya telah banyak mengundang reaksi dunia internasional yang memaksa ganja untuk diatur secara hukum.[1]
Banyaknya pro dan kontra mengenai keberadaan ganja di dunia, mau tidak mau memaksa PBB mengeluarkan produk hukumnya yang mengatur tentang pemakaian dan persebaran ganja melalui konvensi opium yang dimana ganja disetarakan dengan golongan narkotika berbahaya lainnya.[2] Detail mengenai produk hukum yang mengatur ganja tersebut akan dijelaskan pada makalah ini khususnya pembahasan mengenai ganja di meksiko.
Tertarik untuk membahas ganja dikarenakan tanaman ini memiliki sesuatu yang unik dan luas untuk dibahas, menyinggung tentang meksiko, ganja di dalamnya diatur oleh kelompok – kelompok yang ada disana atau bisa disebut dengan gangster. Ada banyak berbagai pola dinamika persebaran ganja disana dan di dalamnya tentu memiliki sesuatu yang unik dan cocok untuk dikupas lebih lanjut, jadi disini ganja bukan hanya sebagai tanaman yang orang menilai haram atau ganja bukan hanya tanaman yang dapat menimbulkan kesenangan saja. Akan tetapi jauh dari pembahasan itu ganja memiliki sisi lain yang cukup menarik untuk dibahas, yang selanjutnya akan dijelaskan di dalam makalah ini.


[1] Tim LGN : Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja, PT. Gramedia Pustaka Utama (Jakarta : 2011), halaman 293
[2] ibid
Persebaran Ganja di Meksiko – Amerika
Persebaran ganja di Amerika Latin, merupakan sebuah kawasan yang memiliki pengetahuan dan ragam kebudayaan mengenai tanaman psikoaktif dan halusinogen paling beragam di dunia. Pada zaman dahulu pula lah tanaman  psikoaktif ini banyak digunakan oleh suku – suku disana yang digunakan sebagai tradisi religious. Namun kedatangan tanaman ganja dalam kehidupan suku – suku di Amerika Latin ini menyebabkan terjadinya perubahan baik secara sosial maupun ekonomi.[1]
Spanyol adalah bangsa yang pertama – tama membawa benih ganja ke dalam wilayah Amerika Latin.[2] Jauh sebelum koloni Inggris dan Prancis berniat datang ke tempat ini, Spanyol telah lebih dulu menanam dan membudidayakan tanaman ganja di wilayah amerika latin ini, yang pada awalnya hanya sebagai membangun armada laut spanyol, dengan cara memproduksi serat ganja yang terkandung di dalamnya yang dinilai serat paling bagus di dunia. Produksi serat ganja tersebut berlangsung ke kota – kota yang ada di sekitar Amerika latin hingga ke wilayah Meksiko, disinilah petualangan tentang ganja dimulai dari segi pertentangan maupun konflik dari permasalahan tentang ganja.
Amerika tengah wilayah karibia dan Meksiko terus digunakan sebagai daerah transit utama untuk perdagangan obat dari Amerika Selatan untuk masuk ke dalam wilayah Amerika Utara. Organisasi perdagangan narkotika termasuk ganja di dalamnya telah meningkatkan operasi mereka di wilayah ini dan memberikan ancaman serius bagi keamanan kawasan. Beberapa kartel narkotika di Meksiko, di bawah tekanan dari pihak penegak hukum Meksiko, telah memindahkan operasi perdagangan mereka ke wilayah Amerika Tengah, tentu saja dalam hal ini hal yang dilakukan tersebut banyak mengundang kekerasan.
Negara – negara yang masuk ke dalam wilayah Amerika Tengah telah menjadi penting sebagai daerah transit dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010, negara negara seperti Kostarika, Nikaragua diidentifikasi sebagai negara yang pertama kali sebagai negara transit perdagangan ganja (narkotika) yang akan menuju Amerika Serikat.[3] Terjadinya ekskalasi kekerasan terkait narkotika yang melibatkan organisasi perdagangan narkotika, baik transnasional maupun geng – geng lokal dan kelompok kriminal lainnya di Amerika Tengah telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dan belum pernah terjadi hal yang semacam ini sebelumnya. Hal ini secara signifikan telah memperburuk kemanan dalam wilayah sub regional tersebut dan membuatnya menjadi salah satu daerah yang paling penuh kekerasan di dunia.
Padahal dalam hal ini, organisasi internasional terbesar di dunia yaitu Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah mengatur hukum tentang persebaran ganja beserta penyalahgunaannya. Merujuk kepada konvensi opium internasional yang pertama tahun 1911 – 1912 di Hague, Swiss. Pada konvensi ini morfin, heroin, opium dijadikan bahan bahasan utama. Berlanjut pada konvensi opium ke dua di Geneva tahun 1924 – 1925 ganja belum menjadi agenda pembicaran utama. Namun pada 17 Desember 1924 banyak negara yang ikut konvensi ini setuju atas pembatasan ganja serta penggunaannya dan pemberian sanksi atas ganja tersebut. Pada tanggal 14 Februari 1925, Konvensi opium internasional ke dua mengesahkan pelarangan tanaman ganja yang berlaku internasional, dan wajib bagi negara anggota PBB mematuhi aturan ini termasuk Meksiko.[4]
Namun dengan hadirnya hukum mengenai ganja tersebut, sekalipun PBB yang mengeluarkannya, tidak mempengaruhi gangster di Meksiko yang terus melakukan bisnisnya sebagai peluang usaha dalam hal penyelundupan ganja. Sekuritisasi terus berjalan ketat seiring ancaman yang datang, tidak terpengaruh atas produk hukum yang dikeluarkan PBB. Keanehan yang terjadi dalam hal ini, ada sesuatu yang lain yang membuat penyelundupan ini terus berlangsung, diatas hukum besar yang mengatur, terdapat hukum kecil di bawahnya yang tidak mengikat yang bisa menyebabkan penyelundupan terjadi.
Paradoks Hukum yang Mengatur Persebaran Ganja di Meksiko – Amerika
Melanjutkan dari pembahasan sub bab sebelumnya, mengenai adanya konflik penyelundupan ganja, adanya ancaman dan keamanan yang terlahir ganas walaupun sudah adanya hukum dari PBB yang mengatur. Sebenarnya dalam hal ini terdapat pula hukum kecil yang dapat membuat kartel Meksiko tersebut merasa bebas dalam hal melakukan tindak kejahatan ini, ada hukum yang mereka yakini sendiri, dan inilah fungsi dari speech act, selain dapat menimbulkan rasa aman dari ancaman, disini speech act juga dapat melahirkan kondisi resah akan ancaman.
Pada sub bab kali ini, penulis mencoba memaparkan di daerah Meksiko – Amerika tersebut ada hukum apa saja yang mengatur hal tersebut, mengingat hukum besar se kaliber PBB pun tidak mempan dan tidak mampu menahan kasus penyelundupan tersebut. Peraturan dan pembatasan penjualan Cannabis sebagai obat dimulai sejak 1860. Kepala Federal Bureau of Narcotics (FBN), Harry J. Anslinger mengatakan bahwa FBN pada tahun 1930-an telah menerima laporan mengenai peningkatan jumlah orang yang merokok ganja. Pada tahun 1935, ia mendapat dukungan dari Presiden Franklin D. Roosevelt untuk mengadopsi Uniform State Narcotic Act, yaitu undang-undang negara yang mencakup peraturan tentang ganja.[5]
Marihuana Tax Act 1937 adalah undang-undang yang mengatur pajak penjualan ganja di Amerika Serikat yang dikeluarkan pada tahun 1937. Undang-undang tersebut dirancang oleh Harry Anslinger dan diperkenalkan oleh Robert L. Rep Doughton dari North Carolina pada tanggal 14 April 1937. Marihuana Tax Act 1937 sekarang ditulis dengan menggunakan ejaan modern, menjadi; Marijuana Tax Act 1937.
Marijuana Tax Act 1937 mengenakan pajak sekitar satu dolar US bagi siapa saja yang memanfaatkan ganja secara komersial termasuk hemp atau jenis cannabis lainnya. Undang-undang ini tidak mengkriminalisasi kepemilikan dan penggunaan ganja atau hemp. Hal itu mencakup ketentuan-ketentuan denda dan penegakan hukum diseputar kegiatan yang berhubungan dengan ganja. Pelanggaran prosedur ini dapat dikenakan denda sampai $ 2000 dan hukuman penjara lima tahun. Marihuana Tax Act 1937 mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1937.[6]
Permasalahan mengenai pajak yang kecil inilah yang menjadi titik utama konflik antara gangster yang melakukan penyelundupan dan polisi Meksiko, bagaimana tidak, dengan pengenaan pajak yang satu dolar saja sungguh tidak berarti bagi mereka, mengenai penjelasan selanjutnya akan dilanjutkan pada sub bab analisis. Berikut ini adalah perkataan – perkataan dari pejabat tinggi Meksiko yang mengomentari permasalahan penyelundupan ganja ke wilayah Amerika.
Reformasi kebijakan narkotika terus menjadi perdebatan yang sangat kontroversial di kedua sisi di wilayah Rio Grande. Beberapa mantan presiden Amerika Latin termasuk mantan presiden Meksiko, Vicente Fox dan Ernesto Zedillo mendukung upaya perubahan kebijakan narkotika, khususnya legalisasi ganja di Meksiko. “Kita harus mengambil semua rantai produksi dari tangan penjahat ke tangan pemerintah,” kata Vincente Fox dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME baru-baru ini.[7]
“Tidak ada keraguan bahwa legalisasi ganja akan menyakiti gangster Meksiko di saku mereka,” kata Tom Angell, juru bicara Law Enforcement Against Prohibition, sebuah kelompok di US yang menentang perang narkotika. Meksiko memiliki tujuh kartel utama yang berhubungan dengan pertanian dan perdagangan ilegal ganja. Keuntungan dari penjualan ganja membantu mereka membiayai pasukan berani mati yang dilaporkan telah menelan 40.000 korban sejak tahun 2006. Beberapa bentuk kekerasan bisa langsung dihubungkan dengan perdagangan ganja. Jika ganja dijual secara legal di toko-toko sebelah utara Rio Grande, beban tugas dari pihak berwenang Meksiko akan jauh lebih sedikit. “Politisi di seluruh US dan Amerika Latin akan menjadi berani untuk mengubah hukum kepemilikan ganja mereka,” kata Angell. “Ini adalah suara yang akan didengar di seluruh dunia.”[8] Selama ini penikmat ganja di Amerika memberi uang miliaran dolar untuk kartel narkoba di Meksiko. Mereka semua berpendapat bahwa legalisasi merupakan satu-satunya cara untuk menghentikan perang yang tak berkesudahan ini.
 Analisis
Dalam kasus yang terjadi di Meksiko dan Amerika ini, menimbulkan beberapa asumsi dan analisa yang berbeda mengenai hal ini. Akan tetapi dapat dijelaskan melalui sistem pola yang berlaku disana serta dengan menggunakan konsep sekuritisasi dan konsep speech act yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Dapat digambarkan bahwa pola persebaran ganja di Meksiko – Amerika memang bermula pada tanaman ganja yang memang tumbuh subur disana, berkembangnya tumbuhan tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa tumbuhan itu dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Melihat hal itu, PBB dengan speech act yang dilakukan melalui produk hukumnya, membatasi dan melarang persebaran dan penggunaan ganja. Efek dari sini menimbulkan sekuritisasi bersifat positif dan negatif. Positifnya adalah keamanan negara mengenai pengrusakan moral bisa teratasi mengingat ganja dapat menyerang sisi psikologis dan mental manusia. Sedangkan efek negatif dari sekuritisasi ini adalah banyaknya gangster yang semakin liar untuk bisa menyelundupkan ganja dengan berbagai macam cara yang mereka punya, hal ini menimbulkan permasalahan keamanan di dalam Meksiko itu sendiri. Begitu banyak polisi Meksiko yang meninggal hanya untuk menggagalkan penyelundupan tersebut, hal ini juga bisa disebut sebagai perang kecil antara polisi dan gangster Meksiko.
Selanjutnya dengan adanya hal ini, menimbulkan reaksi dari Amerika Serikat terutama negara bagian yang berbatasan dengan Meksiko. Reaksi tersebut berupa keluarnya speech act dengan produk hukum yang mengatur penggunaan ganja di AS dengan hukuman 1 dolar bagi siapa saja yang memiliki dan mengedarkannya. Hal ini pula mengundang reaksi dari kelompok masyarakat yang ada di AS untuk semakin meningkatkannya permintaan ganja dari Meksiko mengingat ada celah dari speech act hukum yang ada di AS. Speech act yang ada tersebut membuat sekuritisasi dalam bidang politik semakin memanas. Pada awalnya berupa perang fisik antara polisi dengan gangster Meksiko, hingga pada akhirnya dengan pola pengawasan sebelumnya tidak bisa mengundang rasa aman dalam konteks yang sebenarnya, kini sekuritisasi yang dilakukan pemerintah Meksiko berupa sekuritisasi politik.
Adanya sekuritisasi politik berawal dari permasalahan yang sebelumnya, semakin banyaknya penyelundupan dengan permintaan dari AS yang melemahkan hukumnya sendiri tentang ganja. Sekuritisasi yang dilakukan Meksiko ini berupa speech act yakni pernyataan serta pendapat dari petinggi negara yang ada di Meksiko. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, perkataan mengenai  legalisasi ganja di Meksiko menjadi acuan untuk mendatangkan rasa aman di dalam negara Meksiko. Pemerintah Meksiko menilai bahwa adanya hukum dinegara tersebut yang melegalkan ganja, maka penyelundupan ganja ke AS melalui gangster ataupun kartel yang ada di Meksiko tidak mungkin akan terjadi lagi, melihat dengan pola yang ada, jika adanya legalisasi ganja di Meksiko, pemerintah Meksiko bisa mengambil alih ganja untuk di ekspor ke AS dan bisa menaikkan pendapatan nasional mereka dengan hal tersebut.
Akan tetapi sekuritisasi politik yang menghasilkan speech act tersebut, dapat menimbulkan pula sekuritisasi bahkan insekuritisasi selanjutnya, yakni ancaman dari rasa sakit hati para gangster yang tidak mempunyai pekerjaan akibat legalisasi ganja di Meksiko. Serta adanya ancaman mengenai terjadinya perusakan moral terhadap masyarakat Meksiko akan hadirnya ganja yang legal disana. Hal tersebut memang masih dibicarakan lagi oleh pemerintah disana, namun adanya hukum diatas hukum yang mengatur, adanya speech act yang selalu berhubungan dengan sekuritisasi, membuat pemerintah selalu mengorbankan sesuatu diatas sesuatu yang lebih positif, hingga pola permasalahan mengenai paradox tersebut tidak lagi terjadi selanjutnya.

[1] Tim LGN : Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja, PT. Gramedia Pustaka Utama (Jakarta : 2011), halaman 102
[2] Deitch, Robert, 2003. Hemp : American History revisited: the plant with a divided history, Algora Publishing, halaman 14
[3] Prof. Dr. Sri Suryawati, Press Release No. 3 (p. 7), Launching of International Narcotics Control Board Annual Report 2011, di Jakarta 28 Februari 2012, halaman 7
[4] Tim LGN : Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja, PT. Gramedia Pustaka Utama (Jakarta : 2011), halaman 295
[5] http://www.legalisasiganja.com/marihuana-tax-act-of-1937 diakses pada 29 Juni 2012 pukul 10.20 WIB
[6] http://www.legalisasiganja.com/marihuana-tax-act-of-1937 diakses pada 29 Juni 2012 pukul 10.25 WIB
 
Daftar Pustaka

Deitch, Robert. Hemp : American History revisited: the plant with a divided history, Algora Publishing, 2003
Dhira Narayana, Hikayat Pohon Ganja, PT. Gramedia Pustaka Utama (Jakarta : 2011)
Prof. Dr. Sri Suryawati, Press Release No. 3 (p. 7), Launching of International Narcotics Control Board Annual Report 2011, Jakarta 28 Februari 2012
Rita Taureck, Securitisation theory – The Story so far: Theoretical inheritance and what it means to be a post-structural realist, University of Birmingham (United Kingdom : 2005)


http://www.legalisasiganja.com/legalisasi-ganja-melawan-kartel-meksiko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar